15 мая / 2024

Artikel "Memori Kemenangan atas Fasisme Selalu Hidup di hati kita"

Pada tanggal 9 Mei 2024, kita merayakan peringatan 79 tahun Kemenangan Raya rakyat Uni Soviet atas fasisme. Perang Dunia Kedua (1939-1945) mendampak pada lebih dari enam puluh negara dunia, di mana jumlah korban jiwa dan kerugian materiil terbesar diderita oleh  Uni Soviet.

Pada tanggal 22 Juni 1941, setelah berhasil menaklukkan hampir seluruh Eropa, Jerman Nazi menyerang Uni Soviet. Bagi rakyat Soviet ini menjadi awal Perang Patriotik Raya yang merenggut lebih dari 27 juta nyawa. Dihancurkan 1710 kota dan desa, lebih dari 30 ribu pabrik dan fasilitas produksi, 80 ribu sekolah. Berkat keberanian, kepahlawanan dan pengorbanan diri tentara Uni Soviet yang tak tertandingi, benua Eropa terbebas dari kejahatan absolut - Nazisme.

Tugas suci kita di depan para veteran perang, generasi sekarang dan generasi masa depan adalah tetap melestarikan kebenaran sejarah, mengabadikan kemenangan raya dan capaian-capaian rakyat Uni Soviet.

Tidak ada satupun keluarga di Republik-Republik CIS (Persemakmuran Bangsa-Bangasa Berdaulat terdiri dari mantan republic Uni Soviet) yang tidak terkena dampak perang tersebut. Di ibu-kota – ibu-kota negara-negara kita, yaitu Moskow, Minsk, Astana, Yerevan, pada Hari Kemenangan para warga memperingati dan mengenang jasa para pahlawan yang dikenal dan yang namanya tidak dikenal. Mengenang semua pejuang yang bertempur di garis depan, mereka yang bekerja di industri militer dan pabrik pendukung, berpartisipasi dalam gerakan gerilya, mereka yang menyelamatkan nyawa di rumah sakit dan di medan perang, mereka yang terus menjalankan tugas guru dan pekerja budaya selama evakuasi dan mereka yang memasok sandang pangan dan barang kebutuhan pokok bagi negara.

Rencana "Barbarossa" oleh Hitler bertujuan untuk menyerang Uni Soviet, secara kilat menginvasi seluruh negara dan dengan secepatnya mengalahkan tentara Uni Soviet. Tujuannya adalah menghancurkan masyarakat yang tinggal di wilayah Republik-Republik yang merupakan bagian dari Uni Soviet, menghapus Moskow dan segala memori tentangnya (rencana Nazi menghancurkan Moscow dan menjadikan danau besar), perbudakan penduduk kita, serta perampasan seluruh basis sumber daya.

Para “ahli strategi” Nazi yakin bahwa negara Uni Soviet yang besar dan terdiri dari beragam etnis dapat dengan mudah mereka “gulingkan”, seperti yang mereka lakukan terhadap benua Eropa. Perang yang kejam dan tekanan kesulitan yang menyiksa diharapkan akan memperburuk hubungan antaretnis, sehingga negara akan terpecah-belah menjadi beberapa bagian. Namun, sejak hari pertama sudah terlihat jelas bahwa rencana ini gagal.

Kerugian terbesar ditanggung oleh rakyat Rusia. 13,4 juta orang tidak kembali dari Perang. Pengepungan Leningrad (sekarang St. Petersburg) berlangsung selama 872 hari dan merenggut nyawa sekitar 1 juta orang Rusia; lebih dari 100 ribu bom dan sekitar 150 ribu peluru jatuh di kota itu. Prestasi para pahlawan resimen Panfilov yang mempertahnkan daerah Dubosekovo senantiasa akan terukir di hati kita: dalam membela Moskow pada tanggal 16 November 1941, mereka, baru 28 orang, berhasil menghancurkan sekitar 20 tank Jerman dan menghentikan gerak maju Jerman dengan nyawa mereka yang menjadi taruhannya.  Lebih dari 8 ribu penduduk asli Rusia menerima gelar Pahlawan Uni Soviet atas keberanian, kegagahan militer dan kepahlawanan massal yang ditunjukkan para pejuang dalam memperjuangkan kedaulatan Tanah Air. 9 kota di Rusia dianugerahi gelar kehormatan sebagai “Kota Pahlawan”: Moskow, St. Petersburg, Volgograd, Sevastopol, Kerch, Novorossiysk, Smolensk, Tula, dan Murmansk. 40 kota Rusia dianugerahkan menjadi Kota Kemuliaan Militer.

Peristiwa paling dramatis dan brutal sepanjang periode perang terjadi di tanah Belarus. Dalam perang melawan fasisme, Belarus kehilangan lebih dari 3 juta jiwa penduduk dari jumlah penduduk 10 juta, yaitu sepertiganya (1,4 juta warga Belarus bertempur di garis depan, 449 orang menerima gelar Pahlawan Uni Soviet). Perlawanan terhadap kekejaman Nazi adalah terciptanya gerakan gerilya paling masif dalam sejarah (lebih dari 370 ribu gerilyawan berperang melawan fasisme), yang mengakibatkan sekitar setengah juta tentara Nazi Jerman terbunuh. Nazi dan antek-anteknya membakar lebih dari 9 ribu desa di Belarus dan mendirikan sejumlah besar kamp konsentrasi bagi tawanan perang dan penduduk sipil. Di wilayah Belarus, 14 kamp konsentrasi untuk anak di bawah umur didirikan, di mana lebih dari 35 ribu anak Belarus menjadi tahanannya. Dari segi jumlah korban (melebihi 200 ribu orang), kamp Trostenets di Belarus merupakan salah satu yang terbesar di Eropa. Selama pendudukan Nazi, hampir 400 ribu penduduk Belarus diangkut kerja paksa ke Jerman, sekitar setengah dari mereka gugur dalam tahanan.

Tanggal 3 Juli adalah Hari Pembebasan Minsk dari penjajahan Nazi, hari ini diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Belarus. Tahun ini peringatan 80 tahun pembebasan Belarus dari Nazisme akan dirayakan secara luas.

Pertanian Kazakhstan mensuplai bahan pangan bagi pejuang di garda depan dan belakang, dan industrinya - dengan bahan baku yang diperlukan. Kazakhstan menempati posisi terdepan dalam produksi tembaga, timah (sembilan dari sepuluh peluru dibuat dari bahan baku yang berasal dari Kazakhstan), bismut dan molibdenum. 1,2 juta warga Kazakhstan gabung menjadi anggota Tentara Merah selain 178 ribu orang yang bertugas di tentara Uni Soviet. Lebih dari 600 ribu di antaranya gugur di medan perang. Prajurit Kazakhstan mengambil bagian dalam semua pertempuran.  militer dan medali Uni Soviet dianugerahkan kepada lebih dari 100 ribu tentara Kazakhstan, lebih dari 500 orang dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet. Pada tanggal 30 April 1945, Letnan Rakhimzhan Koshkarbaev dari Kazakhstan dan Prajurit Rusia Grigory Bulatov termasuk salah satu dari pertama mengibarkan Bendera Kemenangan di gedung Reichstag. Pada tahun 2024, Kazakhstan secara luas merayakan peringatan 100 tahun bagi pahlawan nasional Rakhimzhan Koshqarbaev serta Pahlawan Uni Soviet, Halyk Kaharmany, Menteri Pertahanan pertama Republik Kazakhstan Sagadat Nurmagambetov.

Enam divisi nasional Armenia turut mengambil bagian dalam Perang Patriotik Raya, lima di antaranya dibentuk setelah dimulainya Perang. Di wilayah Republik pada tahun 1941-1942 Divisi «Tamany» ke-89 dan Divisi Senapan «Voroshilov» ke-76 dibentuk, rakyat Armenia berpartisipasi dalam gerakan gerilya di Kaukasus Utara, Krimea, dan Belarus. Setiap penduduk kelima Armenia turun ke medan perang. Lebih dari 600 ribu orang Armenia turut mengambil bagian dalam perang tersebut, 107 orang menerima gelar Pahlawan Uni Soviet, di antaranya dua kali mendapat gelar Pahlawan: Ovanes (Ivan) Bagramyan dan Nelson Stepanyan. Selama berlangsungnya Perang, rakyat Armenia memberikan Uni Soviet lima Marsekal Kemenangan: Ovhanes (Ivan) Bagramyan, Ovanes (Ivan) Isaakov (Isaakyan), Amazasp Babadzhanyan, Sergei Khudyakov, Armenak Khanferyan, Sergey Aganov. Selama perang fasilitas produksi Armenia memproduksi lebih dari 300 jenis produk-produk yang secara strategis penting bagi lini depan: karet, tembaga, karbida, aluminium dan banyak lain lagi.

Bahu-membahu, rakyat Uni Soviet dengan gagah berani melawan pasukan Nazi Jerman membela Moskow dan Leningrad, berjuang bahu-membahu untuk Brest dan Kyiv, Odessa dan Sevastopol, bertempur di Stalingrad dan di Kaukasus Utara yang luas, serta juga mengalahkan militaris Jepang.

Hasil utama dari kemenangan Perang Patriotik Raya adalah bahwa menghadapi ancaman dan tantangan yang paling sulit, rakyat Uni Soviet berhasil menghancurkan fasisme - ciptaan paling jahat pada zaman itu. Rakyat Uni Soviet sempat membela dan mempertahankan kedaulatan dan kemandirian negara sendiri dan menyelamatkan seluruh umat manusia dari ancaman perbudakan dan kehancuran.

Tidak memungkinkan menghapus memori akan prestasi besar ini, sama halnya mustahil upaya menulis ulang sejarah untuk membenarkan praktik neo-kolonialisme dan neo-fasisme. Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia telah mengalami tragedi yang terlalu besar, membayar harga yang terlalu tinggi demi membela hak hidup anak, cucu, cicit, dan seluruh generasi penerus kita.

Negara-negara Global South sangat menyadari proyeksi kemenangan ini pada sejarah negara mereka juga. Kemenangan dari Uni Soviet dan negara-negara sekutu atas para fasis Jerman dan para militaris Jepang serta satelit-satelitnya pada tahun 1945 menciptakan prasyarat bagi pembebasan besar-besaran negara-negara Asia dan Afrika dari kolonialisme, deklarasi kemerdekaan dan kedaulatan mereka.

Sejarah bersama dan persepsinya mendekatkan kita dan memungkinkan kita bersama-sama mengatasi tantangan global. Selamat Hari Kemenangan! Semoga kesehatan, kedamaian dan kemakmuran akan senantiasa menyertai kita!

Kuasa Usaha Federasi Rusia V.A.Novoseltseva
Duta Besar Republik Belarus R.G.Ramanouski
Duta Besar Republik Kazakhstan S.O.Abdykarimov
Duta Besar Republik Armenia S.G.Bejanyan